Granny and Air bag
12 Juni 2008
Jangan pernah sekalipun mengklakson orang tua di jalan, kalo ngga mau jadi keki seperti pengendara mercy di video ini.



Wakakakakakakkaa......please show some respect.
Milis Ibu-Ibu Chevron Duri
09 Juni 2008
Akhirnya anggota milis mencapai 100 orang....wahhh Alhamdulillah senangnya. Semoga kedepannya bisa makin banyak yang ikutan. Milis yang didirikan tanggal 16 Januari 2008 ini mungkin baru berusia yang sangaat muda banget, ibarat bayi kalo usia 5 bulan gini baru bisa tengkurap. Tapi Alhamdulillah animonya positif. Member yang ada di milis pada aktif semua dan membahas hal hal kreatif dan inovatif seputar apaaa aja...mulai dari tips seputar mom and kids, resep masakan, sampai pembahasan go green dan global warming. Ngga nyangka ternyata Ibu-Ibu Chevron banyak yang pintar-pintar, smart, berwawasan luas, sehingga kita semua bisa saling melengkapi.

Sebenarnya ide membuat milis ini sudah kepikiran jauh sebelum fasilitas speedy masuk ke camp yaitu pada saat aku masih aktif di PIICD (Persatuan Ibu-Ibu Chevron Duri). Saat itu aku dan sekretaris PIICD, Mba Neni Istono (sekarang sudah pindah ke Jakarta ikut suaminya yang pindah bekerja ke Medco Energy), membayangkan betapa serunya jika 1600 anggota PIICD terhubung dalam suatu wadah yang gampang dan cepat diakses....yaitu milis. Tapi itu cuma angan semata...karena saat itu fasilitas internet baru bisa diakses jika menggunakan telkomnet yang kurang ekonomis dan lambat. Internet pun belum terlalu populer di kalang Ibu-Ibu. Nah setelah fasilitas speedy masuk ke camp...Internet pun menjadi populer dan booming. Ibu-ibu yang awalnya ngga minat nge-net menjadi doyan menikmati fasiltas baru ini. Aku berpikir ini moment yang sangat pas. So terwujudlah ide membuat milis ini. Awalnya member aku rekrut seputar teman dekat di camp chevron...seperti tetangga, teman arisan, dll. Lalu aku merekrut Ibu-Ibu Chevron yang ikutan Friendster (banyak lho yang punya account FS hehehe...). Nah dari mereka inilah kemudian milis menyebar dari mulut kemulut hingga akhirnya mencapai 100 orang.

Milis ini tidak dibawahi organisasi manapun. Ada yang menganggap milis ini milisnya PIICD, sebenarnya tidak sama sekali...karena banyak Ibu-Ibu Chevron yang tidak menjadi member PIICD. Lagian milis ini tidak disupport secara moril maupun materil dengan PIICD atau organisasi lainnya di Chevron. Ngga tau juga kalau kedepannya nanti ada prospek seperti ini....yang jelas saat ini milis masih merupakan sarana komunikasi antar Ibu-Ibu Istri Chevron Employee. Jika ada kegiatan off air, akan kita lakukan secara swadaya....maklum ngga ada ARD/ART ato kas hehehehehhe. Milis ini juga bersifat volunteering...tidak ada kewajiban membayar apapun untuk bisa menjadi membernya. Ibu-ibu yang berbisnis pun bisa berpromosi di milis ini. Setiap hari Rabu kita adakan Hari Jualan dimana pada hari itu, Ibu-Ibu bebas mempromosikan bisnisnya tanpa dipungut biaya dan iuran sepeserpun. Ada seseorang yang mengatakan bahwa milis bisa jadi lahan bisnis untuk aku selaku moderator milis ini dengan mengambil sekian persen dari omzet Ibu-Ibu yang berpromosi di sini. Tapi aku ngga berminat melakukan hal seperti itu....karena essensi dasar dari milis ini adalah bersifat volunteering untuk menjaga sillaturahmi.

Milis Ibu-Ibu Chevron Duri ini juga memiliki blog http://www.ibuibuchevronduri.blogspot.com/ dimana seluruh member milis diberi hak yang sama untuk menulis artikel bermanfaat dan informatif di blog ini. Selain itu blog ini juga merangkum diskusi dan sharing para member di milis.

Member milis ini ngga cuma Ibu-Ibu Chevron yang berdomisili di Duri aja, Ibu-Ibu yang pernah tinggal di Duri tapi sekarang ikut suami ke district lain (rumbai, minas, dumai, jakarta) juga ikutan milis ini. Bahkan Ibu-Ibu yang ikut suaminya yang sedang menjalankan program GWF (tersebar di USA, Kuwait, Eropa, dan Afrika) juga ikut meramaikan milis ini. Mereka yang tinggal di luar negeri ini banyak bercerita mengenai kehidupan di sana.....pengalaman yang seru banget di-sharing untuk Ibu-Ibu lain yang belum pernah ke sana.

Selama ini....ngga dipungkiri bahwa walaupun lingkungan camp chevron ini kecil...tetapi pergaulan Ibu-Ibu nya masih cenderung terkotak. Misalnya....pergaulan sekompleks, se-department, se-daerah, se-alumni, se-hobby, dst dst. Melalui milis ini....dinding dinding pengkotakan itu diruntuhkan. Tidak ada batas yang masif dalam milis ini...selama seseorang tersebut istri chevron employee. Aku bisa kenal dengan seorang ibu pebisnis yang sukses, padahal sebelumnya aku ngga kenal sama sekali dengannya karena suami kita ngga sedepartment dan kita tinggal tidak se-kompleks (bayangkan jika milis ngga ada....aku ngga bakal pernah kenal ibu hebat ini padahal sama-sama istri employee chevron). Aku juga bisa kenal dengan Ibu-Ibu mulai dari psikolog, jago masak kue, jago quilting, dokter, therapist, sampai Ibu-Ibu yang sangat hebat dalam memanajemen rumah tangganya dan Ibu-Ibu yang luar biasa dalam mengurus anak-anaknya. Padahal aku dan mereka ngga pernah se-kompleks, ngga se-daerah, dan suami kita ngga se-department. Mereka juga tidak pelit memberikan ilmunya....sharingnya seputar hal-hal yang mereka kuasai sangat luar biasa. Bermanfaat buat Ibu-Ibu yang lain. Terimakasih kontribusi, sharing dan infonya ya moms....semoga milis kita makin jaya dan semakin bermanfaat untuk kita semua.




eh...ternyata dia membaca lho....
05 Juni 2008
"eh ternyata dia baca tulisan itu lho...ngga nyangka"...reaksi seorang teman ketika salah satu cerita di blognya dibaca oleh orang yang bersangkutan. Di setiap postingannya, temanku itu bercerita tentang kesalnya dia dengan sikap seseorang, betenya dia terhadap si anu, ngga senangnya dia terhadap sesuatu, kagumnya dia terhadap seseorang, dst dst....all about do & don'ts, like & dislike, dst dst. Semenjak blogging menjamur, mungkin buku diary ngga populer lagi kali ya hehehe....orang lebih memilih untuk curhat dan bercerita tentang apaaa saja melalui blog. Kalo diary bisa didekap erat setiap saat dan diusahakan agar tak terbaca orang lain, di blog kita bisa mengatur setting nya apa mau dibaca orang atau khusus orang tertentu aja atau tidak bisa dibaca oleh siapa pun. Kalau seseorang membuat setting bahwa blog itu bisa visible oleh siapaa saja, berarti dia harus siap blognya di baca oleh siapapun juga...termasuk tokoh yang dia ceritakan di blog tersebut..dan juga....harus siap dengan resiko yang ditanggung setelah orang membaca blognya hehehehe. Ngga jarang hal ini bisa menimbulkan konflik, jika tokoh yang dimaksud membacanya dan kemudian merasa kecewa.

Pengalaman ini pernah aku rasakan sewaktu mem-publish tulisan tentang STPDN sekitar 2 tahun lalu. Waktu itu aku masih nulis di blog Friendster yang notabene setting nya tidak sekomplit dan se-fleksible blog blog lainnya. Saat itu aku sebeeel banget ama peristiwa STPDN yang sedang disorot oleh media. Eh ternyata tulisanku dibaca oleh seorang praja senior STPDN....dan kontan beliau kecewa dan tidak setuju dengan tulisan yang aku buat. Sampai-sampai dia menghubungiku lewat personal message dan ngoommmeellll panjang lebar mengenai tulisan STPDN yang aku publish. Herannya nih...dia membaca tulisan itu 1,5 tahun setelah tulisan itu dibuat. Bisa jadi dia menemukan postingan ini melalui search engine. Unexpected banget....tapi harus siap karena tulisan itu dipublish dengan setting bisa dibaca oleh siapa saja. Cerita lain adalah pada saat aku mem-publish tulisan tentang seorang teman suami (identitasnya pastinya dirahasiakan hehehehe) yang hobby memanggil PSK ke hotel saat dia dinas ke luar kota. Tulisan ini aku buat sekitar 1 tahun yang lalu. Waktu itu fasilitas speedy belum masuk ke camp....dan ibu-ibu belum terlalu banyak yang ikutan FS. Eh ngga nyangka...seorang ibu, istri pegawai chevron (yang kebetulan terkenal akan bigos-nya wakakakka) ternyata sudah punya account di FS. Dibacanyalah tulisan ku itu. Besoknya dia nelpon dan maksa banget supaya aku membuka identitas orang yang aku ceritakan di blog. Ya eeelaahhhhhh dasar bigos...wakakakakkaa. Tapi aku mesti siap....karena ini bagian dari resiko blogging.

Dinamika lain dalam ber blogging ria adalah...kita harus siap menerima comment. Kadang comment yang masuk ke blog kita dari orang yang tidak diharapkan dan dengan pemikiran yang kontradiktif banget dengan apa yang kita buat. orang lain sih sah sah aja memberi comment...apalagi kalo kita mengatur setting bahwa siapa saja boleh meng-comment tulisan kita. Kalo ngga mau orang meng-comment tulisan kita...non aktifkan aja fasilitas comment nya. Hak kita juga kok untuk membatasi comment comment yang masuk....wong blog kita sendiri hehehhe. Pernah suatu saat aku memposting tulisan yang menceritakan hal ringan seputar diversity (kali ini adalah diversity dalam hal agama). Ehhh ternyata ada yang comment ngga enak. Dia menganggap aku penganut pluralisme, menentang agama, dst dst....sampai sampai kita diskusi alot lewat jalur pribadi hehehehe. Teman lain yang juga membaca comment nya dia jadi ikutan panas karena kesannya komentar yang dia berikan menjatuhkan pihak tertentu. Walhasil postinganku kali itu jadi forum debat beberapa orang wakakakakaka. Akhirnya aku berusaha menggali literatur mengenai masalah ini. Mulai dari fatwa MUI, hadist-hadist dari berbagai sumber, dst dst. Setelah semua aku ulas kembali dengan referensi yang lebih akurat...akhirnya suasana mereda hehehhehehe. Dari sini aku belajar bahwa referensi yang cukup adalah hal yang penting dalam mem-publish suatu artikel, lebih-lebih jika isu yang di angkat oleh artikel itu sedikit kontroversial bagi sebagian orang.

Intinya adalah...bijak dalam hal mengatur setting adalah hal penting saat kita memutuskan untuk blogging. Jika tulisan hanya untuk konsumsi pribadi, atur settingnya hanya bisa dibaca oleh penulis. Kalo terbuka untuk umum, atur settingnya agar bisa dibaca setiap orang. Resikonya pun juga harus mau ditanggung, mulai dari pendapat yang berbeda dengan apa yang kita tulis, comment yang pedas, arguing, debating, dst dst.