Kira-kira saya bisa ngapain aja di Duri??
09 Juli 2008
Itulah pertanyaan yang selalu terkirim melalui mail ke saya. Yang mengirim adalah orang-orang (tentunya wanita) yang masih merasa dilema untuk memutuskan hidup di Duri mengikuti dinas suami. Ngga nyangka ternyata melalui blog Ibu-Ibu Chevron Duri pertanyaan itu bisa sampai ke mail saya. Yang bertanya mulai dari istri pegawai Chevron yang masih long distance ama suaminya karena alasan karir...sampai wanita karir yang akan berencana menikah dengan salah satu pegawai chevron dalam waktu dekat ini (wah kalo jawaban saya salah mengenai Duri...bisa bisa si mba itu ngga jadi menikah ya hihihihihi). Intinya adalah mereka ragu meninggalkan karir yang sudah dibina sejak lama karena harus mengikuti suami yang tugas di Duri nan rimba ini. Selain ragu dengan karir sedang dilakoni.....tentu saja ragu dengan aktualisasi diri mereka (yang biasanya bekerja dan berkarya) ini nantinya di Duri.

Menjawab pertanyaan itu adalah hal yang ngga gampang. Saya ngga tau apa procedure dari HR untuk mem-publish Duri Camp ke pihak luar, apa saja do's and dont's dalam berkomunikasi dengan orang lain sehubungan dengan Duri Camp. Apalagi nih yang bertanya bukan pihak employee nya.....tapi spouse....istri...yang pastinya punya point of view yang berbeda. Oleh karena itu dari awal pembicaraan saya dengan mereka, saya ngga mau ngomong banyak. Saya lebih prefer mereka yang bertanya....saya yang menjawab. Pertanyaan mereka pertama adalah mengenai peluang karir di Duri. Saya menjawab sesuai fakta saja dan berdasarkan dari pengalaman teman-teman di sini. Peluang karir tetap ada...walaupun disiplin ilmunya tidak seluas dan se variatif kota besar. Yang punya background engineering bisa bekerja di Business partner CPI, yang dokter bisa bekerja di rumah sakit-rumah sakit swasta di Duri atau buka praktek sendiri di luar camp chevron, yang psikolog bisa membuka konseling atau bekerja di sekolah-sekolah sekitar Duri (playgroup atau TK), dll...atau tetap bekerja dengan disiplin ilmu yang berbeda dengan background pendidikan di perusahaan-perusahaan kontraktor (as long D3/S1 hehehehe). Yang ribet jika sampai bertanya tentang standard salary di Duri...hehehehe...karena Duri tentunya ngga apple to apple jika dibandingkan dengan Jakarta atau kota besar lainnya. Pertanyaan selanjutnya adalah peluang bisnis di Duri, karena beberapa dari mereka berniat membuka bisnis jika ikut suami ke Duri nanti. Hmm...wah kalo bisnis..saya sendiri belum nyemplung ke dunia perbinsnisan di Duri, so masalah market research adalah hal yang buta buat saya hehehehe. Tapi kalo seputar info bisnis apa aja yang udah ada di Duri, saya bisa ngasi informasi. Rata-rata mereka bertanya apakah di Duri udah ada Spa, Playgroup, salon, kursus sempoa, baby shop, restoran sunda, gallery furniture, etc etc?. Hehehe mostly yang mereka tanya udah ada semua di Duri. Mereka ngga nyangka bahwa Duri bisa "selengkap" itu. Yah itu semua juga rata-rata dimiliki oleh para istri employee chevron karena menjadi entrepereneur atau wirausaha adalah salah satu sarana aktualisasi diri di sini. Ujung-ujungnya yang bertanya denganku itu jadi bingung mo bisnis apa lagi di Duri hehehe. Akhirnya aku sarankan untuk nyemplung dulu ke Duri society dan mempelajari kira kira apa demand yang bisa dijadikan business opportunity (halahhh sok Hermawan Kertajaya banget ngomongnya wakakakak). Lalu pertanyaan selanjutnya tidak ada hubungannya dengan duit/bisnis/karir....yaitu pertanyaan seputar pergaulan Ibu-Ibu di Duri. Yah saya menjelaskan bahwa di Duri ada organisasi resmi khusus untuk spouse chevron yaitu PIICD (Persatuan Ibu-Ibu Chevron Duri), klub klub olah raga Chevron dimana banyak Ibu-Ibu menjadi the leading champion di setiap liga (bahkan sampe kelas nasional seperti bowling), aktivitas-aktivitas agama, grup crafting seperti quilting,rajut atau cross sticht...dan tentunya Arisan hehehehe.

Intinya..ngga kenal maka ngga sayang...datang aja dulu ke Duri dan mencoba blend dengan kehidupan di sini (tentunya juga melihat hal hal positif di Duri). Jika belum mencoba blend maka segala pertanyaan ngga akan ada jawaban yang memuaskan. Tapi satu hal yang selalu aku katakan pada mereka bahwa "Duri is a safe and secure place to growing up your kids and your family".

1 Comments:

At 9 Juli 2008 pukul 21.49, Blogger Miss de Saire said...

kalo aku sih cip, dengan sangat sukarela hati pindah keduri lagi..!! Somehow i belong to Duri, hahahahahaha... (asli anak rangau abiiiis ;p)
Duri is the BEST lah!

 

Posting Komentar

<< Home