Inspirasi untuk Alifah
03 Maret 2008


Ini adalah Alifah Syazani..lahir di Bandung (RS Limijati), tanggal 24 Juli 2002 pukul 12.30 WIB...saat sang bunda masih berusia 19 tahun dan masih jadi anak kuliahan. Alifah lahir sesar karena bunda ngga kunjung kontraksi setelah 12 jam pecah ketuban. Alhamdulillah Alifah lahir dengan sehat, dan sempurna. Alifah dapat ASI bunda selama full 6 bulan...tapi setelah itu Alifah diasuh sama neneknya di Duri..sementara bunda kembali ke Bandung menyelesaikan 'janji' bunda terhadap orang tuanya yaitu menjadi tukang insinyur. Ditengah-tengah kapasitas beban kuliah yang melebihi batas manusia normal (kapasitas cap gajah yang cocoknya dipikul gajah juga kali), bunda mesti menahan remuk redam rasa rindu dengan Alifah. Di awal-awal 'perpisahan' Bunda dengan Alifah...Bunda gamang...Bunda gelisah...sempat hampir menyerah. Segala cara Bunda coba...mulai dari pindah kontrakan (rumah kontrakan yang dulu masih terasa aroma Alifah...Bunda ngga sanggup)...sampai berfikir akan transfer SKS ke sebuah universitas negeri di Padang. Untungnya Bunda punya suami yang fully support....Ayah begitu mendukung Bunda...dan ikut menangis bersama Bunda karena juga merasakan 'sakitnya'. Kadang Bunda suka tiba-tiba keluar di tengah-tengah kuliah...berlari dari kampus ke rumah....lalu menangis sekerasnya di kamar. Bunda cuma bisa melampiaskannya dengan tangisan dan membaca Yasin dengan suara parau..penuh isakan sehingga membuat surat Yasin yang indah dan sakral itu tak jelas bacaannya. Alhamdulillah....guncangan batin ini bisa Bunda lewati....karena Bunda mesti berfikir layaknya seorang visioner...berfikir ke depan...untuk apa Bunda kuliah?...semua untuk Alifah. Walaupun sebagian orang tidak 'memahami' cara berpikir Bunda...tapi perjuangan Bunda bukan untuk orang-orang itu....melainkan untuk Alifah. Bunda juga beruntung punya teman-teman kuliah yang luar biasa...membantu sepenuh hati tanpa pamrih...bahkan kadang bantuan yang mereka berikan cenderung 'mengorbankan' mereka. Terima kasih banyak teman-teman...cuma Allah SWT yang mampu membalas seluruh kebaikan yang telah ikhlas diberikan untukku. Bunda juga beruntung punya Orang Tua yang luar biasa....mengasuh Alifah dengan segenap cinta dan perhatian penuh...melebihi cinta mereka pada Bunda dulu.


Tiap bulan, Bunda suka bolos selama 2 hari untuk cabut ke Duri....duh dengan perjalanan jakarta-bandung yang memakan seharian penuh....bunda cuma punya waktu full time bertemu dan bermain dengan Alifah 1-2 hari. Setelah itu bunda mesti balik ke Bandung (dengan guilty feeling yang kadang membuat bunda tercenung bagai orang bego di stasiun gambir). Alhamdulillah pada tanggal 5 maret 2005 bunda berhasil diwisuda. Saat wisuda...bunda ngga bisa menikmati bangganya jadi wisudawan universitas cap gajah duduk dengan segala tradisinya (disuruh jalan jongkok, masuk selokan, dan di'siksa' sama junior)...karena Alifah sakit saat itu. Alifah dan ayah menanti di luar sabuga...sementara bunda dan nenek & atuk berada di dalam gedung sabuga. Lho kok bunda tega....ya terpaksa nak...ngga boleh bawa anak kecil ke dalam gedung...ntar pak rektornya pusing hehehehe. Tapi syukur ayah mengerti...dan ayah dengan setia menjaga Alifah bersama dua orang teman bunda dari kecil (bulek Upit dan tante Widya). Eh...pas ditengah-tengah proses khidmatnya pelantikan wisuda..tiba tiba..ndreeet ndreet..bunyi nada getar dari HP bunda....ternyata SMS dari ayah "Chip, Alifah mencret, Dajul ngga tau WC nya di mana, jadi Alifah dicebokin pake tissue basah, udah habis satu box". MasyaAllah...pasti ayah sangat repot dengan pup Alifah (mencret pula). Bunda udah gelisah seperti orang wasir-an. Duh mana bentar lagi jurusan Teknik Sipil dipanggil ke atas panggung....kalo sekarang bunda keluar pasti kelewat deh prosesi sakral seumur hidup ini. Gimana ya?....akhirnya ngga lama kemudian datang lagi SMS dari ayah "tenang aja chip, Alifah udah bersih, tapi badannya panas. Da Jul bawa dia ke Borromeus bareng Upit dan Widya ya. Nanti langsung aja nyusul ke Borromeus sama nenek dan atuk". Cesssss......bunda rasanya mau pingsan....Alifah demam tinggi plus mencret...wah bener-bener bikin Bunda ngga menikmati momen-momen dengan kebaya dan dandanan spesial ini. Akhirnya nama Silvianty pun dipanggil....dengan berusaha senyum semanis mungkin menyalami pak rektor, bu dekan dan pak ketua jurusan. Setelah itu bunda ngga balik ke tempat duduk...melainkan lari cabuuuutt ke luar gedung. Teman-teman ngeliatnya pada aneh...mungkin mereka mikir kok habis dilantik si silvi malah lari kayak orang kesetanan gitu. Yah apalagi kalo ngga pergi ke Borromeus melihat Alifah. Untungnya Alifah sembuh berkat obat yang diberikan dokter jagoan di rumah sakit itu.



Sekarang hari-hari bersama Alifah terasa sangat berharga. Betapa Bunda sangat menghargai detik demi detik kita bersama...karena dulu momen-momen ini sangat berharga. Alifah sudah tumbuh menjadi anak yang sangat melebihi ekspektasi Bunda. Bunda bersyukur sekali. di usia 5 tahun ini Alifah sudah bisa membaca dengan lancar buku-buku Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. sudah lihai berhitung dengan sempoa, Lancar mengaji, disiplin, rajin sholat (anak sekecil ini sudah paham pentingnya sholat..subhanallah), dan sangat menikmati sekolah. Alifah...terimakasih akan 'kemudahan' yang Alifah berikan....semua ini sangat memudahkan Bunda yang notabene bukan Ibu yang sempurna. Terimakasih untuk tetap mengenal Bunda walaupun kita sudah 2,5 tahun berpisah. Bunda sangat merasa 'terpuji' saat Alifah memeluk dan memanggil nama Bunda ketika Bunda pulang ke Duri dulu. Saat itu adalah saat-saat dimana Bunda serasa mencium wanginya surga. Semoga apa yang telah Bunda capai dan Bunda perjuangkan bisa menjadi inspirasi Alifah di masa depan nanti...mungkin cuma itu yang bisa Bunda waris-kan....Inspirasi akan perjuangan yang tak kenal lelah. Doa dan restu Bunda selalu menyertai Alifah.