Sikap ibu tadi aku analisis sebagai sikap orang yang suka men-'Challange' orang lain atas dasar pengakuan bahwa dia lebih hebat daripada yang lain. Itu suatu contoh dari orang-orang yang men-challange sebatas harta....ada juga orang-orang yang men-challange pemikiran dan prinsip yang dianut orang lain...padahal dia sendiri sebenarnya tidak meyakini apa yang dia ucapkan, dia ngerocos hanya karena pengen 'ngomong banyak'. Orang seperti ini selalu menanggapi omongan orang dengan hal-hal berlawanan plus direntetin dengan segudang teori teori yang keluar deras dari ucapannya. Aku sih tidak masalah di-Challange...karena perbedaan pendapat merupakan 'kekayaan' dimana kita bisa melihat sesuatu dari dimensi yang lain. Bisa melihat sesuatu dengan cara berpikir yang berbeda. Tapi alangkah menyebalkannya jika orang yang sudah berpanjag lebar men-challange....eh suatu ketika dia sendiri ternyata tidak seperti apa yang dia katakan. Ibaratnya seperti penjual obat kuat yang tidak pernah mencoba obat tersebut karena dia sendiri tahu bahwa itu obat tidak benar. Seperti contoh ini, pada suatu hari di Bulan Ramadhan....semua orang di kantor pada lesu karena sedang berpuasa tapi tetap harus ke lapangan...ada seorang teman yang menceramahi kita-kita dengan hikmah tetap bekerja di bulan ramadhan. Dia memberi tausyah betapa berpahalanya orang yang tetap bekerja keras di bulan puasa, dan tak lupa dia mengingatkan kita semua untuk tidak memakai alasan berpuasa untuk bermalas-malasan. Nah setelah 'ceramah' itu selesai, aku ke pantry kantor .....tau ngga apa yang aku lihat....sang teman yang memberi tausyah tadi menikmati sekotak wafer TANGO....wakakakakak.....lagi halangan?...ya ngga mungkin lah wong dia cowok. Akhirnya tuduhan 'munafik' pun tertuju pada orang seperti ini. Ruginya di aku...? ngga ada sih...paling aku ngerasa penat aja mendengar petatah petitih nya yang menyebalkan....yang rugi justru si tukang omong itu...predikat muna seketika tertempel pada dirinya, imej yang sangat jelek karena terkait oleh salah satu penyakit hati ini.

Less talk memang baik...kadang kalo kita terlalu banyak berbicara...terrruuusss ngerocosss sampai-sampai kita ngga sadar apa yang kita keluarkan dari mulut kita yang ujung-ujung nya bisa mematikan karakter kita sendiri. Kalo udah ngobrol panjaang lebar di telepon...pasti ujung-ujungnya suka ngga jelas ngomongin apa. Waktu jaman pacaran dulu....kalo aku ngobrol panjang lebar ama pacar di telepon...wahhh pasti ujung-ujungnya bernatem karena yang diomongin udah ngawur.....karena terlalu banyak ngomong. Jika terlalu banyak ngomong....lama-lama kontrol kita akan apa yang diucapkan mulai menurun...akibatnya Ngawur deh hehehehe.

hmmm...ini juga kayaknya jadi postingan ngawur wakakakakaka